welcome in my special place
semua berisi tentang coretan-coretan saya,
maaf jika terdapat banyak kekurangan


my extraordinary place to show the knowledge and the creativity


Sabtu, 19 Mei 2012

pilihan cinta ini (part 1)

hehehe, ini adalah postingan tertunda. habis ini cerita udah lama tercipta bahkan sebelum cerita yang aku posting kemarin (tanpa kata, 'mengingatkan'). tapi gak papalah yang penting tetap di posting dan di bagiiin sama kalian hehhehe semoga suka 고마워요



Aku masih saja samar mendengar suara anak-anak yang bergosip di belakangku, seperti mereka yang menanyakan mengapa aku berpacaran dengan airi?, apakah tipe wanita kesukaanku sudah berubah? Atau apakah aku sudah gila karena menerima airi?.
Ya untuk pertanyaan yang terakhir kurasa mereka benar, ku rasa aku memang sudah gila karena menerima airi tiga minggu yang lalu. Airi memang bertolak belakang denganku, dia enerjik, ceria, penuh semangat dan kekanak-kanakan. Sedangkan aku tipe seriusnya seorang ketua osis yang sibuk mengurusi kegiatan sekolah dan eskul yang berada di bawah naungan osis.
          Tiga minggu yang lalu, bel baru saja berbunyi yang mengakhiri pelajaran hari itu dan aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Saat penat benar-benar di ujung semangatku, airi menghampiriku yang baru keluar dari kelas. Dia berdiri membawa kue coklat yang sepertinya di buat sendiri, yang akhirnya menjadi kue kesukaanku. Airi menyatakan cintanya padaku dengan caranya sendiri, memang bukan hal yang wajar untuk seorang wanita nembak cowok duluan, apalagi saat itu benar-benar ramai oleh anak-anak yang menjadikan itu sebagai tontonan, tapi dia airi.
‘kak agung…’ suara airi membawaku turun dari lamunan.
‘oh…de’
‘kakak mau kemana, bentar lagi bel kan?’ aku tak sekelas dengan airi, dia kelas satu sedangkan aku kelas dua sma.
‘ke ruang osis de, kamu juga ngapain. Kalo bentar lagi bel seharusnya kamu udah di dalam kelas, kok sekarang di luar?’
‘tadi adek liat kakak turun dari tangga, trus adek mau ketemu kakak ajah…’ aku tersenyum mendengar perkataannya. Oh iya benar juga, gedung kelas dua dan tiga memang berada di atas sedangkan gedung kelas satu dan ruangan osis dan yang lainnya berada di bawah. Dan karena itu juga aku harus berlari naik turun tangga saat ada rapat osis mendadak atau ulangan mendadak saat osis sedang rapat.
‘udah masuk sana…’aku mengusap kepalanya.
‘kakak mau ngapain ke ruang osis, mau bolos jam pelajaran pertama ya’
‘enak ajah, ini kewajiban de. Kan kelas tiga mau perpisahaan’
‘yah…jadi kakak bakal sibuk dong’
‘hem…udah masuk sana’
‘gak mau ah, kakak jalan ajah dulu’
‘adek masuk dulu’ ekspresi manjanya benar-benar lucu.
‘kakak jalan dulu’
‘de…’
‘kak…’
‘apa…sana masuk’
‘bareng-bareng ya…’
‘oke…oke’
‘hehe…’ dia tersenyum manis.
‘kakak itung ya, 1…2…3’
          Kami sama-sama melangkah ke arah yang berlawanan, aku sebenarnya tak ingin menoleh lagi.
‘dadah kakak…’ airi berteriak sambil melambaikan tanganya yang membuat sebagian anak-anak yang masih di luar kelas menoleh ke arah kami.
          Ha, aku memberikan dia seulas senyuman dan mulai berbalik berjalan lagi ke arah ruang osis.
 ‘jadi…sudah bisa melupakan aline’
          Dia raka wakil ku di osis sekaligus sahabatku sejak smp, dan aline yang di sebut raka tadi adalah bendahara di osis sekaligus mantanku.
‘menurutmu, sudahlah jangan di bahas sekarang’
          Aku meletakan telapak tanganku di atas dadaku yang tergantung kalung berinisal “A” yang berada di balik seragamku. Airi tak tahu akan keberadaan kalung ini.
          Aline juga jauh bertolak belakang dengan airi, dia dewasa, sikapnya lembut seperti ibu. Dan itulah yang membuat orang bingung saat aku menerima airi, mungkin mereka merasa aneh karena hanya berjarak dua minggu sejak aku putus dari aline yang dewasa dan pacaran dengan airi yang kekanak-kanakan.
‘hei melamun loe’ raka memukul pelan bahuku.
‘enak ajah…’ hanya berbohong sedikit.
‘anak-anak udah pada kumpul belum’ ucapku lagi.
‘udah, mereka nungguin loe tuh’
‘oke, kita mulai rapat’
‘santai ajah bro, mereka juga seneng kali gak ikut pelajaran’
‘udah 4 kali gue bolos pelajaran pak harun, gak mau gue nilai matematika gue rusak’
‘oke oke ketua osis yang teladan yang sekarang sedang mengejar jabatan siswa teladan’
‘berengsek loe…’kali ini aku balas memukul tanganya pelan, tapi sepertinya itu di buat lebay oleh nya.
‘aw…sakit’
          Sudah banyak anak yang berkumpul, dan hem kurasa aku takkan bisa menghindari tak bertemu aline, dia berdiri di pojok ruangan tapi tetap berada di posisi yang sangat bisa ku jangkau sepertinya dia sedang asyik melihat buku keuangan osis dan kurasa aku harus bisa bersifat profesianal.
          Ku rasa aku harus menemui pak harun nanti, rapatnya berjalan lama, ku rasa anak-anak itu yang membuatnya lama mereka memang senang sekali kalo bolos begini. Ha…5 kali aku bolos pelajaran pak harun, dan di saat istirhat begini aku harus tetap tinggal di ruang osis ini karena masih harus mengecek beberapa hal keputusan rapat tadi. Ah…berengsek di mana raka sialan itu, seharusnya dia di sini membantuku.
         



          Ah…buku siapa itu yang terjatuh, sudahlah taruh saja di atas meja, saat pemiliknya sadar bukunya tertinggal dia pasti akan mencarinya dan kembali ke sini. Tapi buku ini manis warnanya cokelat dengan gambar daun jati yang berserakan di atas buku itu, seperti daun yang gugur di atas tanah. Karena penasaran aku membuka lembar pertama dari buku itu.
‘aku takkan pernah melupakan saat  kau bilang cinta padaku. Karena itu amazing’
          Ini sebuah catatan, di bawah tulisan itu ada gambar hati. Karena penasaran aku membuka lembar berikutnya dan berikutnya, tapi pandangn mataku mulai mengabur. Halaman berikutnya berisi fotoku dan aline saat kami usai menonton film berdua untuk pertama kalinya.
‘nonton berdua bersama untuk pertama kalinya…’
          Halaman berikutnya juga begitu banyak sekali foto-foto dan gambar-gambar selama kami pacaran baik foto yang sengaja di ambil atau fotoku yang tak pernah ku sadari kapan di ambilnya, dan komentar-komentar aline di setiap foto dan gambar itu.
          Tiba saat aku sampai di halaman terakhi dari buku itu…
‘ku mohon jangan menangis, aku juga sakit. Rasanya mau meledak’
Di atas komentar itu terdapat fotoku yang sedang menundukan kepala di atas meja di ruanganku di ruang osis, aku ingat aku memang menangis saat itu, itu adalah dua hari saat aline memutuskanku dan aku belum bisa melupakannya dan kurasa sampai sekarang.
‘agung…’ aku melihat aline berdiri gamang di depan pintu.
‘maaf gung, aku yang minta putus waktu itu tapi…’ air mata aline menetes, ini tak wajar. Aline melangkah mendekatiku yang masih memegang buku itu.
‘ini buku loe line’ aku mencoba bersikap wajar.
‘ya…gung aku, sebenarnya gak mau putus…’
‘airi…ada gak agungnya…’
          Aku melihat ke arah pintu dan melihat airi yang sudah berlinang air mata, dan raka yang berdiri di depan pintu.





maaf bersambung teman-teman....

Diary MissAn

hahhahaa, ternyata onni itu hanya teman oppa.
rasanya sakit sekali saat lihat onni itu nempel-nempel ke oppa, tapi syukur dia cuma TEMAN...
sekali lagi cuma TEMAN. oppa, apakah oppa tahu aku memperhatiakn oppa dari jauh.
aku benar-benar menyukai oppa, suatu saat aku ingin mengataka yang sejujurnya bahwa aku menyukai oppa, tunggu sampai aku berani ya oppa....