welcome in my special place
semua berisi tentang coretan-coretan saya,
maaf jika terdapat banyak kekurangan


my extraordinary place to show the knowledge and the creativity


Sabtu, 26 Mei 2012

pilihan cinta ini (part 2)


miaaaaan, kelamaan ya aku ngeposting lanjutan cerita yang kemaren...
habis sibuk banget buat semesteran(sok sibuk), 
yang passti aku kasih endingnya ya...





‘dek…’
‘aku Cuma mau ngajak kakak makan di kantin tapi kayaknya waktunya salah’
‘ku rasa aku juga salah nyuruh airi ke sini’ oh, jadi raka yang pergi tadi untuk memanggil airi, tapi sekarang aku melihat rona penyesalan di wajahnya.
‘gak dek…’ aku sepertinya melupakan banyak sekali kata-kata sehingga tak bisa berkata apapun, padahal nilai bahasa Indonesiaku tak pernah buruk.
‘hem…’ airi tersenyum dalam tangisnya, sama sepertiku waktu aline meninggalkanku.
‘seharusnya aku mendengarkan ucapan mita, kakak gak cocok denganku…kakak sudah punya pasanngan yang sangat serasi, ya kalian memang cocok, dan seharusnya aku tak mengganggu cinta kalian…kak kita putus ya.’
‘kau menginginkannya ?’
‘ ya, terima kasih’ airi berlari pergi menabrak tubuh raka yang berdiri di depan pintu.
‘airi…’aku mendengar raka berteriak tapi sama sepertiku, kakiku seperti di paku ke lantai tak bisa bergerak karena shock.
‘agung…’ aku hampir melupakan keberadan aline yang berdiri di hadapanku.
‘aku gak tahu kalo kalian mencoba baikan lagi…’ raka tampak bingung melihat kami.
‘raka, aku benar-benar tak bisa. Aku gak peduli lagi dengan temanmu, aku masih mencintai agung ka. Cinta itu gak bisa di paksa.’
‘apa maksudnya ini…’ dan kali ini aku yang bingung.
‘maaf gung…loe ingat david temen smp kita anak 9.7(kelas sembialn urutan ke-7)’ aku ingat sedikit tentang anak ini, ya waktu smp selain basket dan orang-orang yang se-tim denganku apa lagi yang ku pedulikan.
‘dia tinggal dekat rumah gue…’aku meliaht rona sedih dan penyesalan itu belum hilang dari wajah raka. Dan ngomong-ngomong aku juga tak tahu kalo anak yang bernama david itu tinggal di dekat rumah raka aku tak pernah melihtanya.
‘dia kecelakaan dan koma di rumah sakit…’
‘sampai sekarang?’walaupun bingung tapi aku juga masih perihatin dengan anak ini.
‘ya…dan dia pacar aline ka’ ini suatu kejutan walau david itu koma tapi bukan berarti dia mati kan dan itu artinya saat pacaran denganku aline juga masih pacaran dengan david yang masih koma itu karena pasti hubungan mereka menggantung.
‘dia sudah lama menninggalkan ku, walaupun sudah ku minta dia tak pernah bangun. Agung hubunganku dan dia sudah lama berakhir, percayalah’ aku tak pernah melihat aline sesedih ini dia terlihat amat menderita, dan kurasa kepalaku juga menderita karena kebingungan ini.
‘gung aku minta dia memutuskanmu, david sangat mencintai aline. Dan dokter bilang ada tanda-tanda david akan bangun, ku pikir saat david merasa orang yang mencintainya berdiri di sampingnya itu akan membantu perkembanganya. Setidaknya itu yang ku pikir’
‘dia tak seharunya meninggalkanku sendiri, dia jahat’aline menangis lebih sesenggukan daripada tadi, aku mendekap tubuhnya dan membiarkan dia bersandar di dadaku untuk memberinya rasa aman dan nyaman, aku tak tahu seberapa menderitanya dia tapi itu pasti sakit.
‘ku rasa kau sudah salah dalam hal ini ka…’
‘ya…’ raka jatuh terduduk dengan lemas.
‘tak seharusnya aku menghalangi cinta kalian, aku benar-benar minta maaf line. Aku benar-benar jahat’ raka tak memberikan aline kesempatan untuk bicara karena dia sudah berbalik berjalan  pergi.
‘aku ingin memulainya lagi denganmu…’ ya ini pertanyaan sulitnya.
‘kau masih terlihat berantakan, kita biarkan waktu berjalan dulu’
‘gung…kau mencintai airi’
‘dia inginkan putus, aku bisa apa?’
          Sudah seminggu sejak kejadian itu, raka dan aline juga sepertinya sudah baikan mereka akrab, dan tak pernah membahas david untuk satu minggu ini ya itu bisa jadi karena ada acara yang membuat mereka harus saling bertemu tapi itu baik. Dan airi, aku tak pernah melihatnya sejak kejadian itu, tapi kuharap ia bahagia, tidak, ia harus bahagia karena keputusan yang ia ambil itu. Aku tak tahu, entahlah jika bukan karena tugas osis aku pasti akan merasakan dengan sangat jelas kehampaan itu.
‘woy, gung. Ngelamun lagi loe’ raka mendebrak meja di hadapanku.
‘iya gung. Kok loe sering banget ngelamun akhir-akhir ini’ oh ada aline juga, dia membawa beberapa makanan kecil dari kantin. Dan memberikanku minuman soda yang di bawanya, dan dengan senang hati aku mengambil minuman itu.
‘kelihatanya gitu ya…’
‘oh…jadi sekarang kalian balikan lagi ya…’ raka menunjuk kalung berinisial “A” yang tergantung di leherku, aku lupa tadi karena kepanasan aku membuka seluruh kancing seragamku dan membiarkan kaos putih oblongku terlihat dan kalung itu.
‘baguslah…’raka terdengar sedih dan aline tertunduk dalam aku tak tahu apa yang ia pikirkan.
‘hei…aku ingin melihat temanmu yang bernama david itu’ aku mencoba ceria.
‘untuk apa, minta restu ya. Tenang saja dia pasti merestui kalian…’ aku hanya tersenyum samar sepertinya rencana ku untuk memecah kekakuan gagal karena aline dan raka sama-sama berwajah tegang.
‘udah udah…yok liat panggung anak seni’ inilah proyek yang aku kerjakan minggu ini, anak-anak seni pengin buat acara yang nampilin bakat mereka. Dan ya sebagai ketos yang baik aku harus mensetujuinya bukan. Dan saatnya melihat GR mereka sebelum hari-H besok.
          Aku memegang proposal mereka dan susunan acara besok, aline dan raka sudah menghilang sejak tadi mengurusi hal lainnya. Aku hanya melihat apa yang akan mereka tampilakan besok dan sudah sesiap apa mereka. Tapi hem, sudah seminggu aku tak melihat anak itu, ya airi duduk di bangku penonton menatap kosong ke arah anak-anak yang sedang nge-band di panggung. Aku tak pernah melihat ekspresi seperti itu di wajah airi, airi yang ku tahu selalu ceria, enerjik, dan bersifat manja layaknya anak-anak. Tapi apa ini, dia seperti orang yang kehilangan arah. Aku menoleh kearah doni, dia ketua eskul seni dan penanggung jawab acara ini.
‘airi, jadi salah satu pengisi acara…’
‘iya dia bakal main biola, kenapa gung’
‘ah enggak, kapan dia tampil’ aku seperti orang bodoh.
‘gung, kan gue udah kasih daftarnya ama loe tadi, udah penampilan band ini dia tampil’
‘oh…’ aku melihat daftar yang ada di tanganku. Benar airi memang pintar bermain biola, sangat manis melihatnya bermain biola. 


          Airi naik ke atas panggung, dia memainkan lagu salut d’amour karya elgar. Wajahnya benar-benar tersiksa, apakah dia tersiksa?. Aku mengenal permainan airi dan ini bukan permainannya, walau tak tahu banyak tentang biola tapi aku bisa merasakanya airi tak menyatu dengan musiknya dengan biolanya.
‘aku akan membatalkan acara ini, jika ini yang akan kau tampilkan besok’ entah kenapa tanpa sadar aku sudah maju dan berteriak di depan panggung dan membuat orang-orang memperhatikanku, ku rasa tubuhku punya kendali sendiri.
‘gung, apa-apaan sih loe’ doni sepertinya tersulut emosinya dan berlari mengejarku, tapi di hadang oleh raka.
‘loe yang minta putus dari gue, gue Tanya loe yang inginkan dan loe bilang iya dek. Seharunya loe lebih bahagia dari gue dek’ aku tak tahu lagi ku rasa semua orang benar-benar memperhatikanku  termasuk raka dan aline tapi aku tak memperdulikanya, tubuhku sepertinya memilih cinta yang selama ini sudah di pilih oleh hatiku tapi di sembunyikan oleh otakku.
‘kak agung, ngomong apa sih’
‘aku ngomong tentang kita dek’
‘aku bahagia kok, kak agung juga bahagiakan dengan kak aline, aku gak bisa jadi pengganti kak aline’ airi memandang ke arah aline.
‘kamu emang gak bisa gantin dia’ aku meliahat keterkejutan yang teramat sangat dan kesedihan di wajah airi.
‘karena kamu bukan pengganti dia dek…’aku memperlembut suaraku.
‘dek, kamu ya kamu. Aline ya aline. Dan aku akui, aku sayang sama aline…dan itu gak akan pernah berubah sampai kapanpun’
‘lalu kenapa kakak bilang semua ini padaku, kakak gak tahu ini sakit kak’
‘karena rasa sayang aku ke kamu juga gak berubah dek, aline punya tempatnya sendiri dan kamu punya tempatmu sendiri dek, di sini’ aku meletakan tanganku di atas dadaku, kalung itu terasa panas di balik seragamku seperti minta di keluarkan.
‘aku tahu raka udah ngejelasin masalah kemarin sama kamu kan, dan dek aku ingin kamu lihat ini’ aku menujukan kalung yang masih tergantung di leherku itu pada airi.
‘ “A” untuk siapa kak?’
‘aku udah capek teriak karena kamu jauh banget… di balik huruf A ini ada banyak banget ukiran nama’ airi berjalan perlahan menujuhku, walau tak ingin sekilas aku melihat aline menangis tapi kali ini raka berjalan memeluknya.
          Saat airi sudah sampai di hadapanku, dia tak menyentuh kalung itu dan malah langsung memelukku. Inilah airi yang ku kenal selalu memberikan kejutan.
‘kamu gak mau lihat dulu nama siapa di balik kalung ini…’
‘sudah pasti airi kan…’
‘aline juga punya nama yang berinisial A’
‘kakak…’dia merajuk manja, aku mengelurakan satu buah kalung lagi dari saku celanaku.
‘de…aku juga punya inisial A untuk namaku’ airi melepas pelukannya dan menatap mataku. Aku menunjukan kalung itu di hadapannya.
‘kak agung…’ dia menyentuh kalung itu dan membaliknya, yang mana di belakng huruf A itu terdapat namaku. Aku memakaikanya di lehernya, dan entah mengapa kalung itu terlihat sangat manis.
‘woy gung, acara besok gak bakal batalkan’ ha suara doni benar-benar merusak.
          Aku tak memedulikannya lagi, aku mendekap airi lebih kencang lagi, ini cinta entah mengapa dia gila saat sudah memilih. Mereka mungkin bisa mengatakan aku tak pantas dengan airi, tapi mereka bisa berkata apa saat tubuhku sendiri yang berlari kearah airi dan memilihnya.

makasih yang udah baca...