miaaaaan, kelamaan ya aku ngeposting lanjutan cerita yang kemaren...
habis sibuk banget buat semesteran(sok sibuk),
yang passti aku kasih endingnya ya...
‘dek…’
‘aku Cuma
mau ngajak kakak makan di kantin tapi kayaknya waktunya salah’
‘ku rasa
aku juga salah nyuruh airi ke sini’ oh, jadi raka yang pergi tadi untuk
memanggil airi, tapi sekarang aku melihat rona penyesalan di wajahnya.
‘gak dek…’
aku sepertinya melupakan banyak sekali kata-kata sehingga tak bisa berkata
apapun, padahal nilai bahasa Indonesiaku tak pernah buruk.
‘hem…’ airi
tersenyum dalam tangisnya, sama sepertiku waktu aline meninggalkanku.
‘seharusnya
aku mendengarkan ucapan mita, kakak gak cocok denganku…kakak sudah punya
pasanngan yang sangat serasi, ya kalian memang cocok, dan seharusnya aku tak
mengganggu cinta kalian…kak kita putus ya.’
‘kau
menginginkannya ?’
‘ ya,
terima kasih’ airi berlari pergi menabrak tubuh raka yang berdiri di depan
pintu.
‘airi…’aku
mendengar raka berteriak tapi sama sepertiku, kakiku seperti di paku ke lantai
tak bisa bergerak karena shock.
‘agung…’
aku hampir melupakan keberadan aline yang berdiri
di hadapanku.
‘aku gak
tahu kalo kalian mencoba baikan lagi…’ raka tampak bingung melihat kami.
‘raka, aku
benar-benar tak bisa. Aku gak peduli lagi dengan temanmu, aku masih mencintai
agung ka. Cinta itu gak bisa di paksa.’
‘apa
maksudnya ini…’ dan kali ini aku yang bingung.
‘maaf
gung…loe ingat david temen smp kita anak 9.7(kelas sembialn urutan ke-7)’ aku ingat sedikit tentang anak
ini, ya waktu smp selain basket dan orang-orang yang se-tim denganku apa lagi
yang ku pedulikan.
‘dia
tinggal dekat rumah gue…’aku meliaht rona sedih dan penyesalan itu belum hilang
dari wajah raka. Dan ngomong-ngomong aku juga tak tahu kalo anak yang bernama
david itu tinggal di dekat rumah raka aku tak pernah melihtanya.
‘dia
kecelakaan dan koma di rumah sakit…’
‘sampai
sekarang?’walaupun bingung tapi aku juga masih perihatin dengan anak ini.
‘ya…dan dia
pacar aline ka’ ini suatu kejutan walau david itu koma tapi bukan berarti dia
mati kan dan itu artinya saat pacaran denganku aline juga masih pacaran dengan
david yang masih koma itu karena pasti hubungan mereka menggantung.
‘dia sudah
lama menninggalkan ku, walaupun sudah ku minta dia tak pernah bangun. Agung
hubunganku dan dia sudah lama berakhir, percayalah’ aku tak pernah melihat
aline sesedih ini dia terlihat amat menderita, dan kurasa kepalaku juga
menderita karena kebingungan ini.
‘gung aku
minta dia memutuskanmu, david sangat mencintai aline. Dan dokter bilang ada
tanda-tanda david akan bangun, ku pikir saat david merasa orang yang
mencintainya berdiri di sampingnya itu akan membantu perkembanganya. Setidaknya
itu yang ku pikir’
‘dia tak
seharunya meninggalkanku sendiri, dia jahat’aline menangis lebih sesenggukan
daripada tadi, aku mendekap tubuhnya dan membiarkan dia bersandar di dadaku
untuk memberinya rasa aman dan nyaman, aku tak tahu seberapa menderitanya dia
tapi itu pasti sakit.
‘ku rasa
kau sudah salah dalam hal ini ka…’
‘ya…’ raka
jatuh terduduk dengan lemas.
‘tak
seharusnya aku menghalangi cinta kalian, aku benar-benar minta maaf line. Aku
benar-benar jahat’ raka tak memberikan aline kesempatan untuk bicara karena dia
sudah berbalik berjalan pergi.
‘aku ingin
memulainya lagi denganmu…’ ya ini pertanyaan sulitnya.
‘kau masih
terlihat berantakan, kita biarkan waktu berjalan dulu’
‘gung…kau
mencintai airi’
‘dia
inginkan putus, aku bisa apa?’
Sudah seminggu sejak kejadian itu,
raka dan aline juga sepertinya sudah baikan mereka akrab, dan tak pernah membahas david untuk satu minggu ini ya itu bisa jadi
karena ada acara yang membuat mereka harus saling bertemu tapi itu baik. Dan
airi, aku tak pernah melihatnya sejak kejadian itu, tapi kuharap ia bahagia,
tidak, ia harus bahagia karena keputusan yang ia ambil itu. Aku tak tahu,
entahlah jika bukan karena tugas osis aku pasti akan merasakan dengan sangat
jelas kehampaan itu.
‘woy, gung.
Ngelamun lagi loe’ raka mendebrak meja di hadapanku.
‘iya gung.
Kok loe sering banget ngelamun akhir-akhir ini’ oh ada aline juga, dia membawa
beberapa makanan kecil dari kantin. Dan memberikanku minuman soda yang di
bawanya, dan dengan senang hati aku mengambil minuman itu.
‘kelihatanya
gitu ya…’
‘oh…jadi
sekarang kalian balikan lagi ya…’ raka menunjuk kalung berinisial “A” yang
tergantung di leherku, aku lupa tadi karena kepanasan aku membuka seluruh
kancing seragamku dan membiarkan kaos putih oblongku terlihat dan kalung itu.
‘baguslah…’raka
terdengar sedih dan aline tertunduk dalam aku tak tahu apa yang ia pikirkan.
‘hei…aku
ingin melihat temanmu yang bernama david itu’ aku mencoba ceria.
‘untuk apa,
minta restu ya. Tenang saja dia pasti merestui kalian…’ aku hanya tersenyum samar sepertinya rencana ku untuk memecah kekakuan gagal karena aline dan raka sama-sama berwajah tegang.
‘udah
udah…yok liat panggung anak seni’ inilah proyek yang aku kerjakan minggu ini,
anak-anak seni pengin buat acara yang nampilin bakat mereka. Dan ya sebagai
ketos yang baik aku harus mensetujuinya bukan. Dan saatnya melihat GR mereka
sebelum hari-H besok.
Aku memegang proposal mereka dan
susunan acara besok, aline dan raka sudah menghilang sejak tadi mengurusi hal
lainnya. Aku hanya melihat apa yang akan mereka tampilakan besok dan sudah
sesiap apa mereka. Tapi hem, sudah seminggu aku tak melihat anak itu, ya airi
duduk di bangku penonton menatap kosong ke arah anak-anak yang sedang nge-band
di panggung. Aku tak pernah melihat ekspresi seperti itu di wajah airi, airi
yang ku tahu selalu ceria, enerjik, dan bersifat manja layaknya anak-anak. Tapi
apa ini, dia seperti orang yang kehilangan arah. Aku menoleh kearah doni, dia
ketua eskul seni dan penanggung jawab acara ini.
‘airi, jadi
salah satu pengisi acara…’
‘iya dia
bakal main biola, kenapa gung’
‘ah enggak,
kapan dia tampil’ aku seperti orang bodoh.
‘gung, kan
gue udah kasih daftarnya ama loe tadi, udah penampilan band ini dia tampil’
‘oh…’ aku
melihat daftar yang ada di tanganku. Benar airi memang pintar bermain biola,
sangat manis melihatnya bermain biola.
Airi naik ke atas panggung, dia
memainkan lagu salut d’amour karya elgar. Wajahnya benar-benar tersiksa, apakah
dia tersiksa?. Aku mengenal permainan airi dan ini bukan permainannya, walau
tak tahu banyak tentang biola tapi aku bisa merasakanya airi tak menyatu dengan
musiknya dengan biolanya.
‘aku akan
membatalkan acara ini, jika ini yang akan kau tampilkan besok’ entah kenapa
tanpa sadar aku sudah maju dan berteriak di depan panggung dan membuat
orang-orang memperhatikanku, ku rasa tubuhku punya kendali sendiri.
‘gung,
apa-apaan sih loe’ doni sepertinya tersulut emosinya dan berlari mengejarku,
tapi di hadang oleh raka.
‘loe yang
minta putus dari gue, gue Tanya loe yang inginkan dan loe bilang iya dek.
Seharunya loe lebih bahagia dari gue dek’ aku tak tahu lagi ku rasa semua orang
benar-benar memperhatikanku termasuk
raka dan aline tapi aku tak memperdulikanya, tubuhku sepertinya memilih cinta
yang selama ini sudah di pilih oleh hatiku tapi di sembunyikan oleh otakku.
‘kak agung,
ngomong apa sih’
‘aku
ngomong tentang kita dek’
‘aku
bahagia kok, kak agung juga bahagiakan dengan kak aline, aku gak bisa jadi
pengganti kak aline’ airi memandang ke arah aline.
‘kamu emang
gak bisa gantin dia’ aku meliahat keterkejutan yang teramat sangat dan
kesedihan di wajah airi.
‘karena
kamu bukan pengganti dia dek…’aku memperlembut suaraku.
‘dek, kamu
ya kamu. Aline ya aline. Dan aku akui, aku sayang sama aline…dan itu gak akan pernah
berubah sampai kapanpun’
‘lalu
kenapa kakak bilang semua ini padaku, kakak gak tahu ini sakit kak’
‘karena
rasa sayang aku ke kamu juga gak berubah dek, aline punya tempatnya sendiri dan
kamu punya tempatmu sendiri dek, di sini’ aku meletakan tanganku di atas
dadaku, kalung itu terasa panas di balik seragamku seperti minta di keluarkan.
‘aku tahu
raka udah ngejelasin masalah kemarin sama kamu kan, dan dek aku ingin kamu
lihat ini’ aku menujukan kalung yang masih tergantung di leherku itu pada airi.
‘ “A” untuk
siapa kak?’
‘aku udah
capek teriak karena kamu jauh banget… di balik huruf A ini ada banyak banget
ukiran nama’ airi berjalan perlahan menujuhku, walau tak ingin sekilas aku
melihat aline menangis tapi kali ini raka berjalan memeluknya.
Saat airi sudah sampai di hadapanku,
dia tak menyentuh kalung itu dan malah langsung memelukku. Inilah airi yang ku
kenal selalu memberikan kejutan.
‘kamu gak
mau lihat dulu nama siapa di balik kalung ini…’
‘sudah
pasti airi kan…’
‘aline juga
punya nama yang berinisial A’
‘kakak…’dia
merajuk manja, aku mengelurakan satu buah kalung lagi dari saku celanaku.
‘de…aku
juga punya inisial A untuk namaku’ airi melepas pelukannya dan menatap mataku.
Aku menunjukan kalung itu di hadapannya.
‘kak
agung…’ dia menyentuh kalung itu dan membaliknya, yang mana di belakng huruf A
itu terdapat namaku. Aku memakaikanya di lehernya, dan entah mengapa kalung itu
terlihat sangat manis.
‘woy gung,
acara besok gak bakal batalkan’ ha suara doni benar-benar merusak.
Aku tak memedulikannya lagi, aku
mendekap airi lebih kencang lagi, ini cinta entah mengapa dia gila saat sudah
memilih. Mereka mungkin bisa mengatakan aku tak pantas dengan airi, tapi mereka
bisa berkata apa saat tubuhku sendiri yang berlari kearah airi dan memilihnya.
makasih yang udah baca...